SEMESTA
Hanya mencari rumah untuk pulang. Semesta sungguh tau bahwa ia sangat
keterlaluan jika menghukum bumi dengan cara mengusirnya. Tak ada yang menyangka
bahwa bumi yang begitu arogan dapat terjatuh saat semesta memarahi nya kali
ini.
Bumi berjalan mengarungi malam yang jelas sangat sepi. Angin juga nampak
nya berkerja sama dengan semesta,ia tak menunjukan batang hidung sama sekali.
“ lihat saja memang nya aku tak bisa hidup tanpa semesta, hah naif sekali.
Aku bisa hidup sendiri”
Sore itu tepat sebelum terjadi pertengkaran mereka sedang bercengkrama
dengan bintang sambil memakan cemilan di sore hari.
bintang bercerita tentang masa lalu bumi yang sangat menyenangkan. Mungkin,
karena bintang sangat dekat dengan bumi dari kecil jadi ia tau semua tentang
bumi. semesta merasa cemburu Hal yang
paling kecil mengenai bumi pasti bintang tau. Beda dengan semesta yang masih
harus belajar tentang bumi. Bukan kah semua butuh proses?.
“ apa bumi baik-baik saja yah” tanya semesta pada angin dengan khawatir.
“ tentu saja bukan kah dia pria yang hebat buktinya kau jatuh hati”
” apa aku keterlaluan yah?”
“ wajar kalian masih muda, dan tentunya harus masih banyak belajar. Nanti
kalian juga akan mengerti satu sama lain” angin menasihati semesta dengan
hati-hati takut ia tersinggung/
Bumi duduk sendiri meratapi akan tidur dimana malam ini.
“ dasar wanita pecemburu” ujar bumi dengan kesal.
Bumi sudah menyangka bahwa akan terjadi hal seperti ini. Apalagi tadi sore
alam tiba-tiba datang dan bercerita masa lalu nya sehingga membuat semesta
kesal. Benar saja setelah alam pulang semesta diam seribu bahasa lalu tiba-tiba
meledak setelah bumi memuji bintang yang begitu haPal dengan semua cerita hidup
nya.
“ iya kalau begitu kenapa kau tadi tidak pergi saja sekalian dengan bintang
dan tinggal dirumah nya. Toh dia tau semua tentang mu” ujar semesta sore tadi
“ hey hey aku kan hanya berkata seperti itu kenapa kau jadi berbicara
ngawur” bumi tebawa emosi oleh perkataan semesta
“ berkata seperti itu apa, dasar laki-laki tidak pernah mengerti perasaan
istri.pergi saja sekalian sana” semesta semakin ketus.
bumi pergi bukan karena ia benar-benar ingin. Hanya saja mendengarkan
ocehan semesta sama saja membiarkan gendang telinga rusak. Andai saja semesta
tidak pecemburu padahal ia sangat menggemaskan apa lagi ketika sedang manja “
ah sial aku rindu” gerutu bumi.
” bagaimana bila bumi benar-benar pergi kerumah alam?” semesta masih sibuk
dengan fikiran negative nya.
“ semesta kau tau? Ini lah yang kerap membuat suatu hubungan runtuh. Tidak
percaya!! Percaya lah bumi begitu mencintai mu” angin mencoba menghibur
Semesta terdiam untuk saat itu juga.
Sementara bumi sibuk dengan krikil-krikil dan melamparkan nya hingga tak
terlihat.
Ia jadi teringat dengan semesta yang waktu itu sedang kesal dengan
seseorang lalu menendang batu dan al hasil mengenai pedagang cendol sehingga ia
kena omelan tukang cendol tersebut.
Bumi mengaku bahwa ia sedikit arogan dan keras kepala. Terkadang semesta
selalu mendinginkan hati nya yang kerap meradang tentang hal sekicil apapun
yang tak sesuai ke inginan. mereka saling melengkapi bukan?. Maksudnya memang
semua setiap manusia memiliki sifat berbeda-beda terkadang yang terlihat
sempurna pasti masih memiliki kekurangan.
“ sebaiknya aku pulang, semakin lama disini aku semakin terlihat seperti
anak kecil” bumi bangun dari tempat duduk nya lalu pergi.
Tepat pada saat angin berpamitan dengan semesta, bumi datang dengan
cengiran nya. Semesta tersenyum.
“ maaf kan aku karena cemburu yang berlebihan dan tak pernah percaya” semesta
membuka obrolan setelah mengantar angin dan mereka duduk berdua di sofa
“ tak ada yang salah, hanya saja kita sedang penyusaian. Lagi pula tak ada
yang salah dengan cemburu. Bukan kan artinya itu bagus? Kamu sayang sama aku,
aku tau. Tapi jangan terlalu berlebih”
Ucapan bumi terkesan sangat geer memang namun semesta mengakui nya bahwa
bumi adalah alasan dia selalu bahagia.
Semesta bahagia bumi pun tertawa.
Penulis : Annisa
Editor : AAB